Thursday, August 19, 2010 By: Nurul Atiqah binti Rayah

Khas Untuk Puteri Ayah

Khas buat puteri-puteri ayah, hayatilah:

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja di perantauan, yang ikut suaminya merantau ke luar negeri, yang sedang bersekolah atau belajar jauh dari kedua orang tuanya akan sering berasa rindu sekali dengan ibunya. Lalu bagaimana dengan AYAH?

Mungkin kerana ibu lebih sering menelefon untuk bertanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata ayahlah yang mengingatkan ibu untuk menelefonmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, ibulah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau tapi tahukah kamu, bahwa sekembalinya ayah dari bekerja dan dengan wajah lelah ayah selalu bertanyakan pada ibu tentang khabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil, ayah biasanya mengajar puteri kecilnya naik basikal. Dan setelah ayah mengganggapmu sudah boleh menunggangnya, ayah akan melepaskan roda tiga di basikalmu. Kemudian Ibu berkata : "Jangan buang dulu ayahnya, jangan tanggalkan dulu roda tiganya", itu kerana ibu takut puteri manisnya akan terjatuh lalu terluka.

Tapi sedarkah dikau? Bahwa ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu
mengayuh basikal dengan selamat kerana dia tahu puteri kecilnya PASTI mampu melakukannya.

Pada saat kamu menangis merengek meminta alat permainan yang baru, ibu menatapmu hiba. Tetapi ayah akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang." Tahukah kamu, ayah melakukan itu kerana ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi. 

Saat kamu ditimpa sakit , ayah lah yang terlalu bimbang sampai kadang-kadang sedikit membentak dengan berkata : "Sudah di beritahu! kamu jangan minum air sejuk!" Berbeza dengan ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu ayah benar-benar bimbangkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah memasuki alam remaja, kamu mulai meminta pada ayah untuk mendapat keizinan keluar malam, dan ayah bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".Tahukah kamu, bahwa ayah melakukan itu untuk menjagamu? Kerana bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat-sangat luar biasa berharga. Setelah itu kamu marah pada ayah, dan masuk ke bilik sambil menghempas pintu...

Dan yang datang mengetok pintu dan memujukmu agar tidak marah adalah ayah. Tahukah kamu,bahwa saat itu ayah memejamkan matanya dan menahan perit dalam hatinya, bahawa ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu. Tetapi dia HARUS menjagamu?

Saat kamu mulai lebih dipercayai, dan ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat bimbang. Ketika melihat puteri kecilnya pulang larut malam hati ayah akan mengeras dan memarahimu. Sedarkah kamu, bahwa ini kerana hal yang di sangat ditakuti ayah akan segera datang? "Bahwa puteri kecilnya akan segera pergi meninggalkannya" 

Setelah lulus SPM, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Doktor atau Engineer. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan ayah itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti.Tapi ayah tetap tersenyum dan menyokongmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan ayah.

Ketika kamu menjadi gadis dewasa, kamu harus pergi kuliah dikota lain. Ayah harus melepaskanmu di bandar. Tahukah kamu bahwa badan ayah terasa kaku untuk memelukmu? Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasihat ini-itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal ayah ingin sekali menangis seperti ibu dan memelukmu erat-erat.Yang ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang". Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT. Kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu kesempitan wang untuk membiayai perbelanjaan semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah ayah. Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya boleh merasa sama dengan teman-temannya yang lain. Ketika permintaanmu bukan lagi sekadar meminta alat mainan yang baru, dan ayah tahu ia tidak mampu memberikan apa yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : "Tidak.... Tidak boleh!" Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti ayah belikan untukmu".Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saat kamu berjaya sebagai seorang graduan, ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepukan untukmu. Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "puteri kecilnya telah dewasa, dan telah menjadi seseorang." Sampai saat seorang lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada ayah untuk mengambilmu darinya. Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin. Kerana Ayah tahu bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya....

Saat ayah melihatmu duduk di kerusi pelamin bersama seorang lelaki yang di anggapnya mampu menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu ayah pergi kebelakang pelamin sebentar, dan menangis? Ayah menangis kerana ayah sangat berbahagia, kemudian ayah berdoa. Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata: "Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik. Puteri kecilku yang ceria dan kucintai telah menjadi wanita solehah yang cantik. Bahagiakanlah dia bersama suaminya. Rahmatilah kehidupan mereka Ya Allah.."

Setelah itu Ayah hanya mampu menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk. Dengan rambut yang telah dan semakin memutih dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya. Ayah telah menyelesaikan tugasnya. Ayah, Bapa, Papa atau Abah kita adalah insan yang harus selalu kelihatan kuat. Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis. Dia harus kelihatan tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU MAMPU" dalam segala hal..



p/s: Saya ingin sentiasa membahagiakan Abuya! 
(Takkan pernah lupa saat Abuya mengusap ubun-ubunku sambil membaca al-Fatihah sewaktu demam.)


*Disalin dari seorang teman di FB. :)

2 Percakapan:

Anonymous said...

sgt2 syahdu..trima kasih ats pkongsiannya.indeed,aku lgsung xmnjadi anak y baik buat ayah..maafkan anakmu:'-(

Nurul Atiqah binti Rayah said...

sama2 ambik iktibar & pengajaran..buatlah baik kpd kedua ibu bapa sementara mereka masih ada..;)

Post a Comment